Biru (Ade Firman Hakim), seorang lelaki muda sedang dirundung duka karena
ibunya (Rina Hasyim) meninggal. Di tengah kesedihannya, seorang temannya Fanny (Chia Wardana) mengungkit sikap
almarhum ibunya Biru yang membuat Biru terus menjomblo sampai detik itu. Semasa
hidup almarhum ibunya, setiap Biru membawa pacar untuk dikenalkan kepada ibunya
pasti berakhir dengan penolakan ibunya dan ujung-ujung Biru putus dengan pacarnya.
Yang pertama adalah Farah (Bella Tanesia). Biru membawa Farah ke rumahnya untuk dikenalkan pada
ibunya tapi ibunya gak mau sekalipun bertemu dengan Farah dengan alasan gak
enak badan. Biru pun putus dengan Farah. Delapan bulan kemudian Biru punya
pacar baru bernama Muthia (Cindy Thefannie) dan membawanya ke rumah. Awalnya ibu menyambut Muthia
dengan hangat sampai mau menawarkan teh tapi sebelum teh itu sempat diberikan
kepada Muthia, ibu pergi ke kamar dengan alasan gak enak badan dan sejak saat
itu enggan bertemu dengan Muthia. Biru pun jomblo lagi. Perempuan selanjutnya
yang dibawa Biru adalah Mei (Yeslin Wang). Berbekal bunga anggrek kesukaan ibu, Mei datang
mengenalkan diri tapi lagi dan lagi, ibu pergi ke kamar dan gak mau menemui Mei
lagi. Sikap ibunya itu jadi bikin Biru kesal. Ya jangankan Biru sih, aku aja
sebagai penonton ikut kesal. Maunya apa sih tu ibu-ibu sampe gak merestui terus
anaknya dengan perempuan lain. Biru semakin kesal karena adiknya Jingga terus
memaksa dia cepat menikah agar Jingga bisa menikah dengan pacarnya. Jingga gak
boleh melangkahi Biru tapi apa daya Biru terhalang oleh restu ibunya. Hingga
kemudian ibunya meninggal. Biru masih gak mendapatkan alasan atas sikap ibunya
itu. Suatu hari Biru menemukan catatan
harian ibunya dan di sanalah terkuak dengan jelas alas an-alasan ibunya menolak
perempuan-perempuan yang pernah dibawa Biru ke rumah. Alasannya adalah…tonton
aja sendiri di channel ini hihi. Klik disini ya.
Masih ingatkah dengan page 52 of 365?
Di situ rasanya aku tak ingin melanjutkan lagi membaca dan menyelesaikan semua halamanku, tapi ya bagaimanapun semua halaman ini harus tetap aku baca apapun isi halaman.
Sekarang sudah sampai di halaman 257. Bagaimana ceritanya? Maukah ceritanya mengulang seperti halaman 1 sampai 52 lagi? Ah tapi jangan kelabu seperti di halaman 52. Sekarang babnya kita buat bab baru ya. Bab yang lebih menyenangkan. Bab yang membuatku ingin terus dan terus membacanya sampai halaman terakhir nanti. Aku tak tau pasti akan seperti apa halaman-halaman selanjutnya tapi aku yakin cepat atau lambat, buku ini akan berakhir dengan bahagia. Insyaallah
Di situ rasanya aku tak ingin melanjutkan lagi membaca dan menyelesaikan semua halamanku, tapi ya bagaimanapun semua halaman ini harus tetap aku baca apapun isi halaman.
Sekarang sudah sampai di halaman 257. Bagaimana ceritanya? Maukah ceritanya mengulang seperti halaman 1 sampai 52 lagi? Ah tapi jangan kelabu seperti di halaman 52. Sekarang babnya kita buat bab baru ya. Bab yang lebih menyenangkan. Bab yang membuatku ingin terus dan terus membacanya sampai halaman terakhir nanti. Aku tak tau pasti akan seperti apa halaman-halaman selanjutnya tapi aku yakin cepat atau lambat, buku ini akan berakhir dengan bahagia. Insyaallah