Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Istimewa Yogyakarta
November 04, 2013
Daerah
Istimewa Yogyakarta atau yang biasa disebut Jogja merupakan daerah dengan
sejuta potensi. Potensi yang saat ini
dimiliki oleh Jogja antara lain berupa pariwisata dan ekonomi kreatif.
Potensi-potensi tersebut telah dikembangkan oleh masyarakat Jogja sehingga
menjadi dapat berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan pembangunan
nasional. Potensi pariwisata di daerah Yogyakarta sangatlah besar mengingat Yogyakarta
mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang bagus. Kita mengenal
Pantai Parangtritis, Gua Jatijajar dan Malioboro sebagai contoh pariwisata di
daerah Yogyakarta. Ketenaran objek pariwisata tersebut tentu sudah tak
diragukan lagi baik di level domestik maupun mancanegara.
Pantai
Parangtritis merupakan salah satu pantai yang terkenal di Yogyakarta dan
termasuk objek wisata alam andalan dari Bantul. Banyak wisatawan yang menyukai
keindahan alam pantai ini karena terdapat keunikan dari bentang lahannya yang
berbeda dengan pantai lainnya yaitu ombaknya yang besar, tebing karang di
pesisir pantai dan gunung-gunung pasir yang disebut gumuk pasir. Cukup banyaknya fasilitas yang ditawarkan
oleh pengelola Pantai Parangtritis seperti menunggang kuda dan gokart membuat
wisatawan semakin betah berwisata di pantai ini.
Pantai Parangtritir selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Yogyakarta tak hanya terkenal dengan pariwisatanya yang menarik tetapi juga mempunyai sentra-sentra industri ekonomi kreatif. Sebut saja daerah Berjo Wetan sebagai sentra industri genteng, daerah Gamplong sebagai sentra industri kerajinan tenun, daerah Malangan sebagai sentra industri kerajinan anyam bambu, daerah Krebet sebagai sentra industri batik kayu dan Manding sebagai sentra industri kerajinan kulit.
Berjo
Wetan merupakan sentra industri genteng di Yogyakarta. Apabila kita berkunjung
ke daerah Berjo Wetan maka kita akan menemukan banyak pabrik-pabrik yang
memproduksi genteng dengan cara tradisional maupun dengan cara yang sudah cukup
modern. Produsen genteng di Berjo Wetan memanfaatkan pasir yang berasal dari
sisa material vulkanik Gunung Merapi sebagai bahan pembuatan genteng sementara
bahan yang lain didapat dari daerah lain.
Industri Genteng di Berjo Wetan, Godean. Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Genteng-genteng kualitas bagus yang sedang dijemur. Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Lain
lagi dengan Malangan. Di sini kita menemukan berbagai produksi kerajinan
anyaman bambu yang hasilnya berupa perkakas atau barang-barang rumah tangga.
Kreativitas dari warganya membuat mereka mampu menghasilkan beragam jenis dan
bentuk kerajinan anyaman bambu yang bernilai ekonomis bahkan hingga taraf
ekspor. Berkunjung ke sentra industri batik kayu di daerah Krebet, wisatawan
akan melihat berbagai produksi batik yang dibuat dari bahan kayu seperti topeng
kayu, gantungan kunci, perkakas dapur dan sebagainya. Dengan harga yang cukup
terjangkau, wisatawan dapat membawa pulang berbagai souvenir batik kayu dari
tempat ini.
Pekerja yang sedang menganyam bambu di Sentra Industri Anyaman Bambu Malangan Sumber: Dok. Pribadi |
Penulis sedang berada di galeri kerajinan batik kayu di Krebet Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Industri Batik Kayu Krebet Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Manding merupakan daerah sentra kerajinan kulit di Yogyakarta. Berbagai hasil kerajinan kulit mulai dari jaket kulit, dompet, tas sampai sepatu ada diproduksi di tempat ini. Harganya yang terjangkau membuat para wisatawan tertarik berbelanja produk kerajinan kulit di Manding. Di Yogyakarta tak hanya ada sentra industri ekonomi kreatif tetapi juga ada sebuah desa wisata yang terbilang kreatif bernama Dusun Sukunan. Dusun Sukunan merupakan sebuah desa wisata yang mengusung konsep ecotourism atau desa wisata berbasis lingkungan. Di Sukunan, warganya mempunyai kesadaran tinggi terhadap kebersihan lingkungan dan mampu merubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan fungsionalis melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Kreativitas dan inovasi Dusun Sukunan dalam bidang lingkungan membuat Dusun Sukunan dinobatkan menjadi Desa Wisata Lingkungan. Dengan adanya Dusun Sukunan ini wisatawan akan terinspirasi untuk terus menjaga lingkungannya.
Lumbung Sampah yang dikelola Warga Kampung Sukunan Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
IPAL yang dikelola sendiri oleh Desa Sukunan Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Salah satu spot terbaik di Desa Sukunan Sumber Gambar: Dok. Pribadi |
Terdapatnya berbagai macam industri kreatif dan pariwisata tersebut secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap berkembangnya pariwisata di Jogja dan menjadi penguat daya saing tersendiri bagi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu provinsi tujuan utama untuk berwisata, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Semoga potensi yang dimiliki Yogyakarta dapat terus berkembang dan maju dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Selamat berwisata di Yogyakarta!!
3 comments
KEREENN KAKK
BalasHapusterima kasih ^^
Hapussalam kenal ya..
terimakasih artikelnya, tapi saya masih penasaran dengan potensi kota yogyakarta di bidang pariwisata dan budaya. kalau kakak berkenan bisa post mengenai potensi tersebut :)
BalasHapusTerima kasih ya sudah baca artikelnya. Ayo berkomentar. Tinggalkan jejak di sini ^^