Mendapatkan pekerjaan
yang layak di perusahaan atau instansi tertentu merupakan harapan yang
diinginkan oleh setiap lulusan sarjana perguruan tinggi. Namun sempitnya
lapangan kerja dan kurangnya kompetensi sarjana tersebut membuat tidak
seluruhnya lulusan sarjana terserap dalam lapangan pekerjaan. Data dari Badan
Pusat Statistik mencatat jumlah
pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360
ribu orang. Hal ini menunjukkan bahwa sudah saatnya para lulusan sarjana
menjadi pencetak lapangan pekerjaan bukan lagi pemenuh daftar antrean para
pencari kerja. Untuk menjadi seseorang pembuka lapangan pekerjaan dibutuhkan jiwa
entrepreneurship yang baik. Jiwa entrepreneurship dapat ditumbuhkembangkan
sejak mulai dari kehidupan di kampus.
Kampus adalah salah
satu solusi efektif dalam membentuk mahasiswa yang berkarakter entrepreneur.
Hal ini penting karena dua hal, yaitu dapat secara efektif mengurangi tingkat
lulusan pencari kerja sekaligus meningkatkan lulusan pencetak kerja dan dapat
berkontribusi terhadap kemakmuran bangsa. Pengajaran mata kuliah kewirausahaan
dan seminar-seminar mengenai kewirausahaan dapat menjadi salah satu cara
membentuk mahasiswa berkarakter entrepreneur. Mahasiswa dicetak untuk mempunyai
jiwa entrepreneur modern. Entrepreneur modern merupakan orang-orang yang secara sengaja dan
sadar mendisain dirinya sendiri menjadi seorang entrepreneur dengan cara yang benar.
Entrepreneur yang secara konsisten selalu kreatif dan inovatif dalam melihat
dan menciptakan peluang, serta mampu merealisasikan peluang itu menjadi sesuatu
yang lebih berharga secara ekonomis, sosial dan ekologi.
Dari pendidikan
wirausaha di atas kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di
kampus. Mahasiswa dapat mulai mengasah jiwa entrepreneurship dari hal yang
kecil misalnya berjualan sesuatu, membuka usaha jasa dan sebagainya. Namun
adanya