Dear Mom
Maret 12, 2014
26 Agustus 2012
Eomma, masih lekat
di benakku saat-saat itu. Dengan berurai air mata akhirnya kau melepas puteri
manjamu ini sendiri di sini. Berbekal nasihat dan doa-doa indah kau biarkan
puteri malasmu ini mulai belajar berjalan sendiri menapaki kehidupan baru yang
jauh darimu. Jangan lupa sholat. Obatnya diminum. Mandinya pake air hangat.
Jangan pulang malam. Ahh cerewet sekali kau, eomma. Kau tau, aku tak ingin melakukan semua pesanmu itu karena
aku ingin tetap mendengar suara cerewetmu yang aku artikan kau sangat perhatian
padaku.
Eomma, saat kau
melepaskan pelukanku dan melambaikan tangan padaku, sejak saat itulah aku tak
berhenti menangis. Aku merasa sendiri di sini, eomma. Aku merasa tak punya siapa-siapa. Aku bingung apa yang harus
aku lakukan di sini. Mampukah aku menjalani tiap detikku di sini tanpa suara
cerewetmu? Mampukah aku terus semangat tanpa kehadiran saudara-saudaraku di sini?
Aku benar-benar seperti kehilangan arah. Namun aku teringat selalu kata-kata
darimu. Aku pasti bisa menjalani ini semua. Di sini aku tak sendiri. Aku bersama
doa dan harapanmu, eomma.
18 November 2012
Eomma, aku iri pada teman-temanku. Tiap minggu bahkan tiap
hari orang tuanya menelpon mereka, menanyakan kabar, ngobrol ini itu. Aku iri. Kapan
kau akan menelponku? Aku rindu. Tapi setelah berpikir berulang kali aku
mengerti kenapa kau tak pernah menelponku. Aku tau kau tak ingin mnegganggu
aktivitasku di sini dengan kecerewetanmu karena kau telah percaya bahwa puteri
manjamu ini akan baik-baik saja di sini. Kau hanya bertanya “minggu ini pulang
gak?” lewat sms kakakku. Aku tau yang kau ingin lebih dari sekedar mendengar
suaraku tapi kau ingin melihatku.
Eomma, tiap aku pulang kau pasti memberiku berbagai
perhatian. Entah lewat makanan, air hangat atau apapun itu. Apa kau menyangka
aku kurang gizi sehingga di rumah kau memberiku makanan ini itu? Hehe aku hidup
cukup sehat di sini, eomma. Setiap aku kembali pulang ke sini, kau pasti riweuh
menyiapkan bekal sembako dan berbagai barang kebutuhanku yang lainnya. Kadang aku
merasa kesal karena kau bertingkah berlebihan. Membawa barang-barang sebanyak
ini pasti berat dan merepotkan di perjalanan. Kadang aku menyimpan kembali
barang-barang yang kurasa tidak aku butuhkan tapi entah kenapa saat tiba di
sini ternyata barang itu ada lagi di tas. Ini perbuatanmu kan, eomma. Pantas saja
tasku tetap berat meskipun aku telah mengurangi barang-barang bawaanku. Tapi
aku sadar yang kau lakukan itu semata-mata agar aku tidak kekurangan gizi di
sini.
Eomma, aku tau kau
mengkhawatirkanku. Ketika aku akan pulang lagi ke sini, kau selalu
mengantarku sampai ke halte bis. Bahkan kau pernah berniat mengantarkanku
hingga terminal leuwi panjang karena khawatir padaku tapi aku menghentikan niat
itu. Kau ingat, kau pernah mengantarkanku ke sini dengan alibi akan pergi ke
rumah uwa, tapi sebenarnya aku tau kau ingin menemaniku di perjalanan pulang.
Kau juga dengan teganya menyuruh kakakku mengantarkanku sampai ke kosan padahal
aku mati-matian menolaknya. Alhasil, aku diantar kakakku dengan kondisi di
tengah perjalanan ia muntah-muntah dan sakit.
Eomma, aku tau saat aku akan berangkat kau berusaha untuk menyembunyikan air matamu padahal sebenarnya aku tau kau menangis karena aku pergi. Aku jadi ikut sedih, eomma. Setiap aku sudah naik ke bis, aku selalu menangis karena mengingatmu menangis. Di antara tangisan itu aku berusaha menguatkan diriku bahwa aku akan kembali secepatnya untuk menemanimu di rumah.
02 Juli 2013
Eomma, rumah
semakin sepi ya setelah puteri pertamamu pergi menikah dan puteri keduamu
jarang di rumah karena sibuk bekerja. Apa yang biasa kau lakukan di rumah
selain menjaga warung dan beres-beres? Apakah kau memikirkan puteri-puterimu? Apakah
kau merasa kesepian selalu berdua bersama ayah? Eomma, tiap aku pulang aku
melihat raut lelah di wajahmu. Aku membayangkan kau sendirian menonton tv
setiap malam tanpa ditemani siapapun jika ayah dan kakak belum pulang. Aku ingin
cepat kembali ke rumah, eomma. Menemanimu, membantumu. Biar aku saja yang
menyapu, mengepel lantai, mencuci piring tiap sore hari. Jangan kau lagi yang
melakukan. Aku akan pulang secepat mungkin.
10 Maret 2014
Eomma, aku akan kembali pulang ke sini. Tapi ada yang
berbeda kali ini. Kau tidak mengantarkanku ke halte bis. Kau tidak menemaniku
menunggu bis yang akan kutumpangi. Kau hanya memberikan pesan, senyum dan
lambaian tanganmu. Itu saja. Eomma, kau tau aku sudah kuliah hampir dua tahun
di sini sehingga kau menyadari aku cukup dewasa untuk tidak ditemani menunggu
bis. Ya, aku beranjak dewasa, eomma. Aku
belajar untuk tidak lagi menjadi puteri malasmu karena aku ingin menjalani
sisa-sisa hariku di sini dengan mewujudkan doa-doa dan harapanmu, eomma. Aku akan
kembali secepat mungkin ke sampingmu dengan membawa baktiku untukmu.
DEAR MOM
By: SNSD
오늘은 왠지 힘들고 지쳐
(Oneureun waenji himdeulgo jichyeo)
Karena beberapa alasan hari ini aku lelah
베개를 끌어안은 채 혼자 방안에 남아
(Begaereul kkeureoaneun chae honja bangane nama)
Ditinggalkan sendiri di kamarku sambil memeluk bantal
전화길 만지작거리는 나의 마음이
(Jeonhwagil manjijakgeorineun naui maeumi)
Menyentuh handphoneku, hatiku
웬지 오늘따라 외로운거죠
(Wenji oneul ttara wiroungeojyo)
Untuk beberapa alasan kesepian hari ini
갑자기 울린 전화에 놀라
(Gabjagi ullil jeonhwae nolla)
Aku terkejut karena tiba-tiba handphoneku berbunyi
밥 먹었는지 걱정하 엄마 목소리가
(Bab meogeoneunji geokjengha eomma moksoriga)
Aku dengar suara ibu yang mengkhawatirkanku, apakah sudah makan?
귀찮게 들렸던 그 말이 오늘은 다른걸
(Gwichanhke deullyeotdeon geu mari oneureun dareungeol)
Kata-kata yang biasanya menjengkelkan, hari ini berbeda
잊고 있었던 약속들이 떠올라요
(Itgo isseotdeon yaksokdeuri tteoollayo)
Melupakan janji yang selalu diingat
마음이 예쁜 사람이 될게요
(Maeumi yeppeun sarami dwilkeyo)
Aku akan menjadi orang yang mempunyai hati indah
남을 먼저 생각하는 사람 될게요
(Nameul meonjeo saenggakhaneun saram dwilkeyo)
Menjadi seseorang yang tanpa pamrih
엄마의 사랑의 바램들을 지켜갈게요
(Eommaui sarangui baraemdeureul jikhyeogalkeyo)
Aku akan menjaga harapan cinta ibu
나와 꿈을 함께 나누던 내 머릴 빗겨주던 엄마가 생각나
(Nawa kkumeul hamkke nanudeon nae meoril bitgyeojudeon eommaga saenggakna)
Ibu untuk berbagi impianku, menyisir rambutku, aku memikirkannya
때론 잘못된 선택들로 아파했지만 아무 말 없이 뒤에서 지켜봐 주셨죠
(Ttaron jalmotdwin seonthaekdeullo aphahaetjiman amu mal eobsi dwieseo jikhyeobwa jusyeojyo)
Meskipun aku telah membuatnya sakit, pilihanku yang salah, dia diam-diam menngawasiku dari belakang
서툴고 어린 아이지만 이젠 알 것 같아요 엄마의 조용한 기도의 의미를
(Seothulgo eorin aijiman ijen al geot gathayo eommaui joyonghan gidoui wimireul)
Meskipun aku anak yang tak banyak tau, tetapi sekarang aku tau makna do'a-do'a ibu dalam diam
마음이 예쁜 사람이 될게요
(Maeumi yeppeun sarami dwilkeyo)
Aku akan menjadi orang yang mempunyai hati indah
남을 먼저 생각하는 사람 될게요
(Nameul meonjeo saenggakhaneun saram dwilkeyo)
Menjadi seseorang yang tanpa pamrih
엄마의 사랑의 바램들을 지켜갈게요
(Eommaui sarangui baraemdeureul jikhyeogalkeyo)
Aku akan menjaga harapan cinta ibu
나와 꿈을 함께 나누던 내 머릴 빗겨주던 엄마가 생각나
(Nawa kkumeul hamkke nanudeon nae meoril bitgyeojudeon eommaga saenggakna)
Ibu untuk berbagi impianku, menyisir rambutku, aku memikirkannya
어떡하죠 아직 작은 내 맘이
(Eotteohkehajyo ajik jageun nae mami)
Apa yang harus kulakukan? Hatiku masih kecil
엄마의 손을 놓으면 혼자 잘할 수 있을지
(Eommaui soneul noheumyeon honja jalhal su isseulji)
Jika aku melepaskan tangan ibu, apakah aku akan baik-baik saja jika sendiri?
아직 부족한 것 같아 난 두려운 걸요
(Ajik bujokhan geot gatha nan duryeoun georyo)
Aku takut, aku berpikir aku masih banyak kekurangan
지혜로운 엄마의 딸 될게요 나에게 용기를 줘
(Jiheroun eommaui ttal dwilkeyo naege yonggireul jweo)
Aku akan menjadi putri yang bijaksana dari ibuku. Beri aku kekuatan
어딜가도 자랑스런 딸이 될게요
(Eodilgado jarangseureon ttari dwilkeyo)
Kemanapun aku pergi, aku akan menjadi putri yang terpuji
엄마의 사랑의 바램들을 지켜갈게요 same as above
(Eommaui sarangui baraemdeureul jikhyeogalkeyo same as above)
Aku akan menjaga harapan cinta ibu, sama seperti di atas
한없이 보여준 사랑만큼 따스한 맘을 가질게요
(Haneobsi boyeojun sarangmankheum ttaseuhan mameul gajilkeyo)
Aku akan memiliki hati yang hangat seperti cinta tanpa batas yang telah ditunjukkan
수줍어 자주 표현 못했죠
(Sujuppeo jaju phyohyeon mothatjyo)
Aku pemalu dan sering tak bisa mengekspresikan
엄마 정말로 사랑해요
(Eomma jeongmallo saranghaeyo)
Ibu aku benar-benar mencintaimu
*Lyric credit by: http://koreanindolyrics.blogspot.com/
Bandung, 11 Maret 2014 23:55
0 comments
Terima kasih ya sudah baca artikelnya. Ayo berkomentar. Tinggalkan jejak di sini ^^